Diskusi Maya (yang) Penuh Tafsir Ekspresi

Bimakuru - Kali ini matahari sudah nampak bersinar sendirian tak ditemani gerimis syahdu seperti hari sebelumnya. Cuaca pagi ini juga nampak lebih gerah dari hari sebelumnya. Baroto masih belum siuman dari tidurnya, ketika sang istri yang sudah cantik bersolek bersiap berangkat kerja.

Seperti hari-hari biasanya, sembari menunggu jam berangkat kerja sang istri selalu menghampiri Baroto untuk sekedar ngobrol di pagi hari dan tentunya membangunkan sang suami yang hobinya memang bangun siang itu.

Sesaat kemudian alarm berbunyi kencang dari ponsel sang istri yang artinya ia harus segera mencium kening suaminya dan bergegas memacu motornya menuju tempat kerjanya. Baroto segera membalas ciuman di kedua pipi istri cantiknya itu.

Setelah berpamitan satu sama lain, sang istri bergegas menyalakan kendaraannya. Baroto sibuk mencari ponselnya yang entah berada di bawah bantal atau sudah terjatuh dari tempat tidurnya. Suami yang hobi bangun siang itu segera membuka ponselnya untuk mengecek adakah pesan yang masuk, atau sembari membaca bebrapa group whatsapp yang membuat ponselnya ramai dengan notifikasi pesan.



Tidak semua pesan di whatsapp group dibalasnya, memang ia tidak begitu selalu aktif disetiap percakapan group. Hanya hal yang dirasa menarik ataupun terkait pekerjaan yang akan cepat ia respon ataupun tanggapi. Bahkan beberapa banyak group disettingnya dalam mode bisu (mute).

Di group alumni sekolah senior sedang ramai membahas kelahiran dua bayi dari dua keluarga kawan sekolah yang baru saja lahir. Di group sekolah junior sedang bahas Paus Fransiskus yang sedang dikritisi oleh kubu Konservatif.

Well, beda group beda topik bahasan memang. Baroto membaca sekilas setiap percakapan di masing-masing group dengan sembari menarik selimut dan membetulkan posisi guling yang keluar dari dekapan selangkangannya.

Bagi sebagian orang pembicaraan terkait agama pastinya menarik, seperti yang sedang dibahas di group sekolah junior tadi. Dimana topinya kira-kira terkait kubu konservatif yang menuding Paus Fransiskus menyebarkan ajaran sesat. Wow, pastinya cukup menarik untuk digoreng dan diperdebatkan bukan?

Tapi ternyata tidak untuk hari itu, bahkan tidak banyak yang mengomentari tautan yang dibagian di group tersebut. Ada kawan yang berusaha meminta dua orang kawan yang alumni Seminari-pun tidak direspon. Termasuk juga Baroto yang meskipun seagama, sedikitkpun tidak tertark untuk membahasnya, hanya sebatas membaca beritanya saja lalu beralih ke group yang lain.

Jempolnya masih menggeser-geser layar sentuh ponselnya masih untuk hanya sekedar membaca-baca percakapan di beberapa group whatsapp yang diikutinya. Kembali sampai lagi ke group alumni sekolah senior yang masih ramai dengan topik lahiran bayi.

Sepintas teringat pada group yang sama, beberapa minggu atau sebulan yang lalu, Baroto mencoba mengingatnya namun tidak menemukannya, seorang kawan harus kehilangan calon bayi yang dikandungnya (keguguran).

Kala itu juga banyak ucapaan untuk mengeutakan sang ibu atas peristiwa tersebut. Banyak ekspresi yang tersirat dari berbagai ucapan dari minggu lalu hingga minggu ini. Yah, minggu sebelumnya topiknya kematian, minggu ini topiknya kelahiran.

Kelahiran, Rejeki, Kematian serta Nasib Baik dan Buruk semuanya sudah ada ceritanya masing-masing. Semua tergantung kita dalam menanggapinya. Banyak ekpresi untuk menganggapinya, ataupun kadang banyak penafsiran yang berbeda dalam membaca ekspresi di lini masa dunia maya itu.

Baroto masih terus mengamati layar ponselnya sembari mencari charger karena batrei sudah mulai low. Juga se-low energinya pagi itu untuk segera beranjak dari tempat tidurnya.

(Ruang Belakang Lotta, 26 September 2017)